December 24, 2025

seputardigital

update terbaru informasi teknologi seluruh dunia

5 Tips Aman Bertransaksi Digital Saat Libur Nataru

Lonjakan Transaksi Digital di Musim Libur Nataru

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi periode dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Masyarakat memanfaatkan waktu libur untuk berbelanja, bepergian, membeli hadiah, hingga melakukan berbagai transaksi secara daring. Seiring berkembangnya teknologi finansial, transaksi digital kini menjadi pilihan utama karena dinilai lebih cepat, praktis, dan efisien dibandingkan metode konvensional.

Pada periode Nataru, penggunaan dompet digital, mobile banking, dan platform e-commerce meningkat signifikan. Pemerintah bahkan menargetkan total belanja masyarakat selama libur Nataru 2025 dapat mencapai ratusan triliun rupiah. Angka tersebut menunjukkan betapa besar perputaran uang di ruang digital dalam waktu yang relatif singkat.

Namun, di balik kemudahan itu, terdapat risiko yang tidak boleh diabaikan. Peningkatan aktivitas transaksi digital sering kali diiringi lonjakan kejahatan siber, seperti penipuan online, phishing, pencurian data, hingga penyalahgunaan akun keuangan. Pelaku kejahatan memanfaatkan kelengahan pengguna yang sibuk berbelanja atau bepergian, terutama saat suasana libur panjang.

Oleh karena itu, kesadaran akan keamanan transaksi digital menjadi hal yang sangat penting. Pengguna perlu memahami langkah-langkah perlindungan dasar agar tetap aman saat melakukan transaksi digital selama libur Nataru.


1. Anggap PIN dan OTP Seperti Kunci Rumah

PIN dan One Time Password (OTP) merupakan lapisan keamanan utama dalam transaksi digital. Kode ini berfungsi sebagai akses masuk ke akun keuangan pribadi, baik dompet digital maupun layanan perbankan online. Sayangnya, masih banyak pengguna yang meremehkan pentingnya menjaga kerahasiaan PIN dan OTP.

Dalam praktiknya, pelaku penipuan sering menyamar sebagai pihak resmi, seperti customer service, kurir, atau lembaga keuangan, lalu meminta OTP dengan berbagai alasan. Padahal, lembaga resmi tidak pernah meminta PIN atau OTP dalam kondisi apa pun.

Saat libur Nataru, modus seperti ini kerap meningkat karena banyak pengguna sedang fokus pada aktivitas lain. Prinsip yang perlu dipegang adalah memperlakukan PIN dan OTP layaknya kunci rumah pribadi. Jangan pernah membagikannya kepada siapa pun, termasuk orang yang mengaku dari pihak resmi. Jika menerima OTP tanpa melakukan transaksi, segera abaikan dan lakukan pengamanan tambahan seperti mengganti PIN.


2. Selalu Periksa Detail Transaksi Sebelum Mengirim

Kesibukan selama libur sering membuat seseorang kurang teliti. Padahal, kesalahan kecil dalam transaksi digital dapat berakibat fatal, seperti salah kirim saldo atau transfer ke rekening yang tidak dikenal.

Sebelum menekan tombol konfirmasi, pastikan untuk memeriksa kembali detail transaksi. Perhatikan nomor tujuan, nama penerima, dan nominal yang akan dikirim. Kesalahan satu digit saja dapat membuat dana berpindah ke pihak lain dan sulit untuk dikembalikan.

Kebiasaan melakukan pengecekan ulang ini sangat penting, terutama saat mengirim uang untuk hadiah, donasi, atau pembayaran dalam jumlah besar. Ketelitian sederhana dapat menjadi benteng pertama untuk mencegah kerugian finansial.


3. Hindari Penggunaan Wi-Fi Publik untuk Transaksi Keuangan

Saat liburan, banyak orang mengandalkan Wi-Fi gratis di bandara, hotel, kafe, atau tempat wisata. Meski praktis, jaringan Wi-Fi publik memiliki tingkat keamanan yang rendah dan rentan terhadap peretasan.

Pelaku kejahatan siber dapat memanfaatkan jaringan publik untuk mencuri data pengguna, termasuk informasi login dan detail transaksi. Risiko ini semakin besar jika pengguna melakukan transaksi keuangan melalui jaringan tersebut.

Sebaiknya, gunakan jaringan pribadi atau paket data seluler saat melakukan transaksi digital. Jika terpaksa menggunakan Wi-Fi publik, hindari mengakses aplikasi keuangan, e-wallet, atau layanan perbankan. Langkah ini mungkin terasa sepele, tetapi sangat efektif untuk mengurangi risiko pencurian data.


4. Aktifkan Lapisan Keamanan Tambahan

Di era digital, satu lapisan keamanan saja tidak cukup. Banyak layanan keuangan kini menyediakan fitur keamanan tambahan seperti Multi-Factor Authentication (MFA), verifikasi biometrik, atau autentikasi berbasis perangkat.

Mengaktifkan lapisan keamanan ekstra akan membuat akun lebih sulit diakses oleh pihak yang tidak berwenang, bahkan jika mereka berhasil mengetahui kata sandi. Fitur ini sangat penting terutama selama musim liburan, ketika risiko kejahatan siber meningkat.

Pengguna juga disarankan untuk memperbarui aplikasi secara berkala. Pembaruan biasanya membawa peningkatan sistem keamanan yang dirancang untuk melindungi pengguna dari ancaman terbaru.


5. Rutin Memantau Riwayat dan Saldo Transaksi

Memantau riwayat transaksi secara rutin sering kali diabaikan, terutama saat libur panjang. Padahal, kebiasaan ini sangat penting untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan sejak dini.

Dengan mengecek saldo dan mutasi transaksi, pengguna dapat segera mengetahui jika ada transaksi yang tidak dikenali. Jika menemukan kejanggalan, langkah cepat seperti mengganti PIN, memblokir akun sementara, atau menghubungi layanan pelanggan dapat meminimalkan potensi kerugian.

Pemantauan rutin juga membantu pengguna lebih sadar terhadap pola pengeluaran selama liburan, sehingga pengelolaan keuangan tetap terkendali meski aktivitas belanja meningkat.


Pentingnya Literasi Digital di Musim Liburan

Meningkatnya transaksi digital menunjukkan bahwa masyarakat semakin bergantung pada teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, literasi digital yang belum merata masih menjadi tantangan besar. Tanpa pemahaman yang cukup, kemudahan teknologi justru dapat berubah menjadi celah risiko.

Libur Nataru seharusnya menjadi momen yang menyenangkan, bukan waktu untuk menghadapi masalah keuangan akibat penipuan digital. Dengan memahami dan menerapkan tips keamanan dasar, masyarakat dapat menikmati kemudahan transaksi digital tanpa rasa khawatir berlebihan.


Kesimpulan

Libur Natal dan Tahun Baru membawa peluang besar bagi aktivitas ekonomi digital, tetapi juga membuka celah bagi kejahatan siber. Keamanan transaksi digital menjadi tanggung jawab bersama antara penyedia layanan dan pengguna.

Dengan menjaga kerahasiaan PIN dan OTP, teliti sebelum bertransaksi, menghindari Wi-Fi publik, mengaktifkan lapisan keamanan tambahan, serta rutin memantau riwayat transaksi, risiko penipuan dapat ditekan secara signifikan.

Kesadaran dan kehati-hatian adalah kunci utama. Transaksi digital yang aman akan membuat momen libur Nataru tetap nyaman, menyenangkan, dan bebas dari kerugian yang tidak diinginkan.

Baca Juga : Ekonomi Digital Menggeliat, Penerimaan Pajak Terus Meningkat

Jangan Lewatkan Info Penting Dari : otomotifmotorindo