seputardigital – Gelombang demonstrasi yang diprediksi terjadi di sejumlah daerah pada awal September membuat pemerintah daerah mengambil langkah antisipatif. Di Sukabumi, Jawa Barat, Dinas Pendidikan mengumumkan kebijakan belajar dari rumah (BDR) untuk sementara waktu bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayah rawan terdampak aksi.
Kekhawatiran Gangguan Aktivitas Belajar
Kebijakan ini diambil setelah adanya laporan bahwa beberapa titik di Sukabumi akan menjadi lokasi konsentrasi massa. Pemerintah khawatir aktivitas belajar mengajar terganggu apabila siswa tetap masuk sekolah. Selain itu, faktor keamanan juga menjadi alasan utama.
“Prioritas kami adalah keselamatan dan kenyamanan anak-anak. Karena ada potensi kerumunan besar, maka kami memutuskan untuk sementara belajar dilakukan dari rumah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Sukabumi.
Berlaku untuk Sekolah Tertentu
Tidak semua sekolah di Sukabumi terkena kebijakan ini. Hanya sekolah yang berada di sekitar jalur utama kota, alun-alun, serta kawasan perkantoran pemerintahan yang diwajibkan menerapkan BDR. Sekolah yang berlokasi di daerah perdesaan dan jauh dari titik aksi masih tetap bisa menjalankan kegiatan tatap muka seperti biasa, dengan pengawasan ketat.
Sistem Belajar dari Rumah
Penerapan BDR dilakukan dengan memanfaatkan platform digital yang sudah biasa digunakan sejak pandemi, seperti Google Classroom, WhatsApp Group, dan aplikasi lokal yang disediakan Dinas Pendidikan. Guru diminta tetap memberikan materi dan tugas sesuai jadwal pelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak terhambat.
Beberapa sekolah juga memberikan fleksibilitas dengan metode blended learning, di mana siswa bisa memilih mengakses materi secara online atau datang ke sekolah hanya untuk mengambil bahan ajar tanpa mengikuti kegiatan tatap muka.
Respons Orang Tua dan Siswa
Kebijakan ini mendapat beragam respons dari masyarakat. Sebagian orang tua merasa lega karena anak-anak tidak perlu keluar rumah saat situasi kota berpotensi memanas. “Lebih baik belajar online dulu. Yang penting aman,” ujar seorang wali murid di Kecamatan Cisaat.
Namun, ada pula yang mengeluhkan keterbatasan fasilitas belajar di rumah, terutama bagi siswa yang tidak memiliki akses internet stabil. Dinas Pendidikan pun menegaskan akan membantu dengan menyediakan kuota internet subsidi bagi siswa kurang mampu.
Aparat Turunkan Pengamanan
Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI tetap menurunkan ratusan personel untuk menjaga titik-titik strategis di Sukabumi. Mereka berharap langkah ini dapat mencegah bentrokan maupun gangguan keamanan yang lebih luas.
“Kami menghargai kebebasan berpendapat, tapi kami juga akan menjaga agar situasi tetap aman. Kehadiran aparat bukan untuk menakut-nakuti, melainkan menjaga kondusifitas,” ujar Kapolres Sukabumi.
Pentingnya Kolaborasi
Pemerintah daerah mengingatkan bahwa ketertiban tidak bisa hanya dijaga oleh aparat, tetapi perlu dukungan semua pihak. Sekolah, orang tua, dan masyarakat diminta saling bekerja sama agar situasi tetap kondusif.
Langkah BDR ini dianggap sebagai bentuk adaptasi yang realistis. “Kalau kondisinya sudah aman, kegiatan tatap muka akan segera dibuka kembali,” tambah Kepala Dinas Pendidikan.
Penutup
Penerapan belajar dari rumah di Sukabumi menjadi contoh bagaimana dunia pendidikan ikut beradaptasi menghadapi dinamika sosial. Dengan langkah antisipasi ini, diharapkan siswa tetap dapat belajar dengan tenang tanpa harus khawatir terdampak aksi massa.
Bagi pemerintah, menjaga keamanan anak-anak adalah prioritas utama. Sementara bagi masyarakat, kebijakan ini menjadi pengingat bahwa stabilitas sosial dan pendidikan saling berkaitan erat.

More Stories
Tips Atasi Charger Gun Tersangkut Saat Isi Daya NETA V-II
Cuaca Kota Kupang Hari Ini: Pagi Berawan Tebal dan Panas
Cuaca Surabaya Hari Ini: Berawan, Suhu Capai 35 Derajat