seputardigital.web.id Sebanyak 30 santriwati dari Pondok Pesantren Ummul Mukminin Sulawesi Selatan berkunjung ke Observatorium Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dalam sebuah kegiatan edukatif bertema ilmu falak dan astronomi Islam. Kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran yang unik karena tidak hanya berfokus pada aspek ilmiah, tetapi juga spiritual.
Para peserta datang dengan antusias tinggi, didampingi para mudarris, mudarrisah, dan musyrifah yang turut serta mendampingi proses pembelajaran. Mereka disambut langsung oleh tim dari Observatorium Unismuh Makassar yang telah menyiapkan sesi kuliah umum dan pengamatan benda langit.
Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi para santriwati untuk mengenal lebih dalam keterkaitan antara ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta) dengan ilmu pengetahuan modern. Melalui kegiatan tersebut, Unismuh Makassar memperlihatkan bagaimana sains dan agama bisa berjalan beriringan dalam membentuk generasi muda yang beriman sekaligus berilmu.
Pembelajaran Ilmu Falak di Era Modern
Ilmu falak atau astronomi Islam memiliki peran besar dalam kehidupan umat Muslim. Ia tidak hanya berkaitan dengan penentuan arah kiblat atau waktu salat, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami keteraturan ciptaan Allah SWT. Dalam kunjungan ini, para santriwati mendapatkan penjelasan langsung tentang dasar-dasar astronomi, sistem tata surya, serta bagaimana gerakan benda langit memengaruhi kehidupan di bumi.
Para peserta diperkenalkan pada berbagai instrumen pengamatan, termasuk teleskop optik dan alat ukur waktu berbasis astronomi. Mereka juga diajarkan bagaimana mengamati posisi matahari, bulan, dan planet dengan pendekatan ilmiah yang mudah dipahami.
Menariknya, sesi pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam ruangan, tetapi juga di area observasi. Para santriwati diajak langsung untuk mencoba mengoperasikan teleskop dan mengamati benda langit di atas cakrawala. Meski cuaca sempat mendung, semangat mereka untuk belajar tidak surut sedikit pun.
Ilmu dan Iman yang Saling Melengkapi
Kegiatan ini menjadi contoh nyata integrasi antara sains dan keislaman yang menjadi ciri khas Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Dalam Islam, ilmu pengetahuan tidak pernah berdiri terpisah dari nilai spiritual. Sebaliknya, keduanya saling menguatkan dan memperkaya pemahaman manusia terhadap makna kehidupan.
“Memahami pergerakan bulan dan matahari bukan hanya tentang ilmu fisika, tetapi juga penghayatan terhadap kebesaran Allah SWT. Ini bentuk integrasi ilmu yang sempurna,” ungkap Tauhid, salah satu guru pendamping santriwati.
Menurutnya, kegiatan seperti ini memberi makna lebih dalam bagi para santriwati. Mereka tidak sekadar mempelajari teori ilmiah, tetapi juga menumbuhkan rasa kagum terhadap keteraturan ciptaan Tuhan. Dengan begitu, pembelajaran sains tidak kehilangan ruh spiritualitas yang menjadi dasar pendidikan pesantren.
Pengabdian dan Caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Kunjungan ini juga merupakan implementasi dari Caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, yaitu pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan penguatan nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan. Melalui kegiatan ini, Unismuh Makassar menunjukkan perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Tim observatorium menegaskan bahwa Unismuh Makassar selalu membuka diri bagi lembaga pendidikan lain, baik sekolah umum maupun pesantren, untuk melakukan kegiatan serupa. Tujuannya sederhana: membumikan ilmu astronomi agar dapat dipahami semua kalangan, sekaligus mengembalikan semangat sains Islam yang pernah berjaya di masa keemasan peradaban Muslim.
Dalam kegiatan tersebut, para santriwati juga mengikuti kuliah umum bertema “Langit dalam Perspektif Islam” yang disampaikan oleh dosen falak Unismuh. Sesi ini menekankan bagaimana Al-Qur’an berulang kali mengajak manusia untuk merenungi penciptaan langit dan bumi, serta menjadikannya sarana berpikir rasional.
Mengamati Tanda-Tanda Kebesaran Tuhan
Meski kondisi langit tidak sepenuhnya cerah, para peserta tetap mengikuti sesi pengamatan dengan semangat tinggi. Mereka berkesempatan melihat bintang dan planet menggunakan teleskop observatorium. Pengalaman ini menjadi momen istimewa bagi sebagian besar santriwati yang baru pertama kali menyaksikan benda langit secara langsung.
Bagi para santriwati, momen itu bukan sekadar kegiatan ilmiah, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam. Saat menatap langit luas melalui teleskop, banyak di antara mereka mengungkapkan rasa takjub terhadap keteraturan alam semesta. “Melihat langsung ke langit membuat kami sadar betapa kecilnya manusia dibanding kebesaran ciptaan Allah,” ujar salah satu peserta.
Membangun Generasi Muslim Cinta Sains
Observatorium Unismuh Makassar berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari kerja sama jangka panjang dengan Pondok Pesantren Ummul Mukminin dan lembaga pendidikan Islam lainnya. Melalui pendekatan yang integratif, generasi muda Muslim diharapkan dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi.
Dalam konteks pendidikan modern, integrasi antara ilmu sains dan nilai keislaman menjadi fondasi penting untuk mencetak generasi yang berpikir kritis namun tetap berpegang teguh pada nilai moral dan spiritual. Kegiatan seperti ini juga menjadi inspirasi bagi pesantren lain agar membuka diri terhadap pengenalan ilmu pengetahuan yang berbasis penelitian dan observasi ilmiah.
Kesimpulan
Kunjungan santriwati Ummul Mukminin ke Observatorium Unismuh Makassar menjadi simbol harmoni antara sains dan iman. Kegiatan ini bukan hanya mengajarkan teori astronomi, tetapi juga menanamkan kesadaran spiritual bahwa ilmu pengetahuan adalah bagian dari ibadah.
Dengan terus mengembangkan kegiatan edukatif seperti ini, Unismuh Makassar memperkuat perannya sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkomitmen membangun generasi Muslim yang berilmu, beriman, dan mencintai sains. Di masa depan, kegiatan serupa diharapkan mampu melahirkan lebih banyak ilmuwan Muslim yang menatap langit — bukan hanya untuk memahami bintang, tetapi juga untuk semakin mengenal kebesaran Sang Pencipta.

Cek Juga Artikel Dari Platform seputardigital.web.id

More Stories
Raja Juli Antoni Siap Dievaluasi: Jawaban Menohok saat DPR Singgung Menteri Mundur
Aceh Tamiang Setelah Banjir: Lumpur, Kendaraan Rusak, dan Suasana Mencekam di Tengah Gelap
Aceh Tengah Lumpuh Total: Hanya Akses Udara yang Masih Bisa Digunakan