seputardigital.web.id Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Posyandu tingkat provinsi dengan tema penguatan transformasi Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta kader Posyandu dari seluruh kabupaten dan kota di Gorontalo.
Rakorda tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran Posyandu dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Ia menegaskan bahwa keberadaan Posyandu bukan sekadar layanan dasar, tetapi juga bagian dari strategi besar pemerintah dalam membangun masyarakat yang sehat, sejahtera, dan berdaya.
Fokus pada Tiga Program Prioritas
Dalam arahannya, Gubernur meminta seluruh Posyandu di Gorontalo untuk fokus pada tiga program utama, yaitu penanganan stunting atau tengkes, penanggulangan tuberkulosis (TBC), dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis. Ketiga program ini, menurutnya, merupakan prioritas penting yang menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah.
“Posyandu fokus pada tiga hal ini saja dulu. Semua anggaran coba diarahkan ke situ, supaya angka stunting kita turun, TBC tertangani, dan pemeriksaan kesehatan gratis berjalan optimal,” ujar Gusnar di hadapan peserta Rakorda.
Ia menjelaskan bahwa dengan fokus pada tiga sektor utama, Posyandu dapat bekerja lebih efektif dan terarah. Program-program lain tetap berjalan, namun prioritas harus diarahkan pada permasalahan kesehatan yang berdampak langsung terhadap kualitas hidup masyarakat.
Stunting Masih Jadi Tantangan Serius
Masalah stunting atau tengkes menjadi perhatian utama Gubernur dalam Rakorda tersebut. Ia menyampaikan bahwa angka stunting di Provinsi Gorontalo masih tergolong tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Kondisi ini menunjukkan masih perlunya upaya serius dari seluruh pihak untuk menurunkan prevalensi tengkes melalui pendekatan yang terukur dan berkelanjutan.
“Kalau angka stunting bisa kita turunkan, kualitas pendidikan anak-anak kita pasti meningkat. Tapi kalau tidak segera ditangani, dampaknya bisa panjang, termasuk terhadap generasi PAUD di masa depan,” tegas Gusnar.
Ia juga mengingatkan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial. Diperlukan kerja sama lintas sektor, mulai dari dinas kesehatan, pendidikan, hingga lembaga kemasyarakatan desa. Peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup sejak dini.
TBC Kembali Jadi Ancaman
Selain stunting, penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi isu kesehatan yang turut disorot Gubernur Gorontalo. Ia mengungkapkan bahwa TBC kini kembali menjadi ancaman di sejumlah daerah setelah sempat dinyatakan menurun dalam beberapa tahun terakhir.
“Padahal ini penyakit yang dulu sudah kita tuntaskan. Tapi siklusnya berputar dan kini muncul lagi. Jadi, TBC ini harus jadi perhatian dan dikontrol lewat Posyandu,” ujarnya.
Gusnar menjelaskan bahwa TBC merupakan penyakit menular yang bisa dengan cepat menyebar di masyarakat jika tidak dikendalikan. Karena itu, ia meminta setiap Posyandu aktif melakukan deteksi dini dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Penanganan TBC juga merupakan bagian dari program prioritas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah pusat telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan angka kasus TBC dengan melibatkan berbagai sektor, termasuk pemerintah daerah.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Semua
Program pemeriksaan kesehatan gratis juga menjadi perhatian utama Gubernur. Ia berharap Posyandu dapat berperan aktif dalam mendukung dan melaksanakan kegiatan tersebut di setiap daerah. Pemeriksaan kesehatan rutin dinilai sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit dan pengambilan kebijakan di bidang kesehatan.
“Pemeriksaan kesehatan gratis harus melibatkan Posyandu. Mereka yang paling dekat dengan masyarakat, dan paling memahami kondisi warga di lingkungannya,” kata Gusnar.
Dengan memanfaatkan jaringan Posyandu yang tersebar hingga ke desa-desa, pemerintah daerah dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama yang selama ini kesulitan mengakses layanan kesehatan di fasilitas umum. Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya deteksi dini penyakit.
Posyandu sebagai Pilar Kesehatan Masyarakat
Dalam Rakorda tersebut, Gubernur juga menekankan pentingnya transformasi Posyandu menjadi lembaga masyarakat yang modern, adaptif, dan berkelanjutan. Posyandu tidak hanya melayani imunisasi atau penimbangan balita, tetapi juga harus mampu menjadi pusat edukasi dan pelayanan dasar yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ia mencontohkan bahwa Posyandu dapat berperan sebagai garda terdepan dalam penanggulangan masalah gizi, pencegahan penyakit menular, dan promosi kesehatan mental. “Posyandu harus jadi lembaga yang hidup, bukan sekadar tempat penimbangan anak. Di sana ada pelayanan, ada edukasi, ada empati,” tegasnya.
Komitmen Pemerintah untuk Masyarakat Sehat
Rakorda Posyandu di Gorontalo bukan sekadar forum koordinasi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk terus memperkuat peran Posyandu melalui dukungan anggaran, pelatihan kader, dan penyediaan sarana yang memadai.
Dengan sinergi yang kuat, diharapkan seluruh program kesehatan dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Fokus pada penanganan stunting, TBC, dan pemeriksaan kesehatan gratis menjadi langkah konkret pemerintah untuk membangun generasi Gorontalo yang sehat, tangguh, dan berdaya saing.
Kesimpulan
Melalui Rakorda Posyandu, Gubernur Gusnar Ismail menegaskan arah kebijakan kesehatan di Gorontalo yang berfokus pada tiga prioritas utama: menurunkan angka tengkes, mengendalikan TBC, dan memperluas pemeriksaan kesehatan gratis. Ketiganya diharapkan menjadi fondasi kuat untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera.
Dengan dukungan semua pihak — mulai dari kader Posyandu, tenaga medis, hingga pemerintah daerah — Gorontalo optimistis dapat mewujudkan transformasi pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabandar.com

More Stories
Raja Juli Antoni Siap Dievaluasi: Jawaban Menohok saat DPR Singgung Menteri Mundur
Aceh Tamiang Setelah Banjir: Lumpur, Kendaraan Rusak, dan Suasana Mencekam di Tengah Gelap
Aceh Tengah Lumpuh Total: Hanya Akses Udara yang Masih Bisa Digunakan