seputardigital.web.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek dan sebagian besar Indonesia. Hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai angin kencang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Pihak BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, tanah longsor, serta pohon tumbang. Cuaca ekstrem ini merupakan bagian dari fenomena global yang memengaruhi pola sirkulasi udara di wilayah tropis, terutama di sekitar khatulistiwa Indonesia.
Fenomena MJO dan Gelombang Atmosfer Aktif
Menurut laporan BMKG, kondisi hujan lebat yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang melintas di wilayah Indonesia. Fenomena ini menyebabkan peningkatan awan konvektif yang memicu hujan deras di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta.
Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin juga memperkuat sistem awan hujan di wilayah barat dan tengah Indonesia. Kombinasi ketiga faktor ini membuat potensi hujan meningkat tajam, disertai angin kencang dan kilat di beberapa daerah.
Wilayah dengan Risiko Tertinggi
BMKG menyebut beberapa daerah dengan tingkat risiko tertinggi meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang berpotensi mengalami hujan lebat dan genangan. Selain Jabodetabek, wilayah Jawa Barat bagian selatan, Banten, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah juga diprediksi menghadapi kondisi serupa.
Sementara itu, kawasan pesisir utara Pulau Jawa diimbau untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi dan banjir rob. BMKG mencatat kecepatan angin di beberapa wilayah pantai dapat mencapai 40 hingga 60 kilometer per jam, cukup kuat untuk menimbulkan gangguan aktivitas pelayaran.
Jakarta Terendam, Sejumlah Titik Alami Genangan
Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta menyebabkan sejumlah titik mengalami genangan air. Beberapa ruas jalan utama seperti kawasan Sudirman-Thamrin, Kemang, dan Cawang dilaporkan sempat tergenang dengan ketinggian 20 hingga 50 sentimeter.
Pihak Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta langsung mengaktifkan pompa air di beberapa lokasi strategis. Sementara petugas BPBD Jakarta dikerahkan untuk membantu evakuasi warga di daerah yang terdampak. Hingga malam hari, sebagian besar genangan mulai surut, namun BMKG tetap mengingatkan bahwa potensi hujan susulan masih tinggi.
Angin Kencang dan Pohon Tumbang
Selain hujan lebat, angin kencang juga menjadi ancaman serius. Di beberapa wilayah seperti Jakarta Selatan dan Depok, dilaporkan terjadi pohon tumbang yang menimpa kendaraan dan kabel listrik.
BMKG menjelaskan, kondisi ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang cukup ekstrem antara Samudra Hindia dan Laut Jawa. Ketika udara panas dari permukaan kota bertemu dengan massa udara dingin dari laut, terbentuk pusaran angin yang dapat menimbulkan tiupan kencang di permukaan.
BMKG Minta Pemerintah Daerah Siaga
Dalam pernyataannya, BMKG meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Pemerintah diminta mengoptimalkan fungsi drainase, sistem pompa air, dan penampungan sementara di kawasan padat penduduk.
Selain itu, warga diimbau untuk rutin memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG. Informasi terkini dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG, situs resmi, serta akun media sosial lembaga tersebut. Langkah ini penting untuk mencegah dampak fatal akibat perubahan cuaca mendadak.
Perubahan Iklim dan Dampak Jangka Panjang
BMKG juga menyoroti peran perubahan iklim global dalam meningkatkan frekuensi cuaca ekstrem di Indonesia. Pemanasan suhu laut dan perubahan pola sirkulasi angin membuat musim hujan menjadi tidak menentu.
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga sektor ekonomi dan kesehatan masyarakat. Curah hujan ekstrem dapat merusak infrastruktur, memperlambat transportasi, serta meningkatkan risiko penyakit berbasis air seperti demam berdarah dan leptospirosis.
Saran Keselamatan untuk Masyarakat
Untuk mengurangi risiko bencana, BMKG memberikan beberapa saran keselamatan kepada masyarakat. Pertama, hindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan disertai petir. Kedua, pastikan saluran air di sekitar rumah tidak tersumbat agar air hujan dapat mengalir dengan lancar.
Selain itu, warga yang tinggal di daerah rawan longsor diminta mengungsi sementara jika curah hujan tinggi berlangsung lebih dari tiga jam berturut-turut. Bagi nelayan dan operator kapal, BMKG menyarankan untuk menunda pelayaran jika kecepatan angin di laut melebihi batas aman.
Kondisi Cuaca untuk Beberapa Hari ke Depan
BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Wilayah barat Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat masih berpotensi mengalami hujan deras.
Sementara itu, wilayah timur seperti Papua dan Maluku akan mengalami peningkatan aktivitas awan konvektif pada sore hingga malam hari. BMKG juga memprediksi bahwa intensitas hujan akan menurun secara bertahap dalam dua minggu mendatang jika pola angin global mulai stabil.
Penutup: Waspada dan Bijak Menghadapi Cuaca
Fenomena hujan lebat dan angin kencang yang melanda Jakarta menjadi pengingat penting akan kerentanan terhadap perubahan iklim. Pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat perlu bersinergi dalam menjaga kesiapsiagaan menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
BMKG menegaskan, kewaspadaan dan kesiapan masyarakat dapat meminimalkan dampak buruk dari cuaca ekstrem. Dengan pemantauan cuaca yang lebih baik dan edukasi publik yang berkelanjutan, diharapkan bencana hidrometeorologi dapat dicegah sejak dini.

Cek Juga Artikel Dari Platform ketapangnews.web.id

More Stories
Raja Juli Antoni Siap Dievaluasi: Jawaban Menohok saat DPR Singgung Menteri Mundur
Aceh Tamiang Setelah Banjir: Lumpur, Kendaraan Rusak, dan Suasana Mencekam di Tengah Gelap
Aceh Tengah Lumpuh Total: Hanya Akses Udara yang Masih Bisa Digunakan