seputardigital.web.id Dalam semangat memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital, Ismail, menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks. Ia menegaskan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh mengikis semangat persatuan dan nilai moral yang telah menjadi fondasi bangsa Indonesia.
Menurut Ismail, tantangan di era digital jauh lebih besar daripada sebelumnya. Informasi dapat menyebar begitu cepat tanpa melalui proses verifikasi yang benar. Dalam situasi seperti ini, ujaran kebencian, provokasi, serta misinformasi dapat dengan mudah menggoyahkan sendi-sendi persatuan bangsa.
“Di era digital, tantangan menjaga persatuan semakin besar. Informasi yang salah, ujaran kebencian, atau intoleransi bisa menguji keberagaman kita,” ujarnya dalam sambutan resmi usai upacara peringatan.
Pancasila Sebagai Kompas Moral di Era Digital
Dalam pesannya, Ismail menekankan bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara, melainkan juga kompas moral yang seharusnya menjadi pedoman dalam berperilaku di ruang digital. Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng moral dalam berinteraksi di dunia maya.
“Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi juga kompas moral bagi kita semua. Ruang digital harus menjadi tempat yang aman, damai, dan bermanfaat,” tegasnya.
Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan terhadap meningkatnya polarisasi sosial akibat penyalahgunaan media digital. Banyak pihak menggunakan teknologi komunikasi untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan semangat kebangsaan. Ismail berharap setiap warga negara dapat menumbuhkan kembali rasa tanggung jawab moral saat beraktivitas di ruang digital.
Menjaga Ruang Digital Tetap Sehat
Perkembangan teknologi yang cepat menghadirkan dua sisi mata uang bagi kehidupan masyarakat. Di satu sisi, digitalisasi membawa kemudahan luar biasa dalam berkomunikasi, berbisnis, dan mencari informasi. Namun di sisi lain, dunia digital juga membuka peluang besar bagi penyebaran konten negatif, provokatif, dan tidak berdasar fakta.
Ismail menegaskan bahwa menjaga ruang digital yang sehat adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian tanpa partisipasi aktif masyarakat. Ia menekankan pentingnya literasi digital untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam memilah informasi yang benar.
“Ruang digital yang sehat hanya bisa tercipta jika semua pihak berkomitmen untuk menggunakan teknologi secara bijak. Literasi digital adalah kunci agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan,” tambahnya.
Kementerian Komunikasi dan Digital sendiri telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung hal ini, seperti Gerakan Nasional Literasi Digital dan Kampanye Etika Dunia Maya. Melalui program tersebut, masyarakat diharapkan semakin memahami bagaimana berinteraksi dengan santun dan produktif di ruang digital.
Tantangan Persatuan di Era Teknologi
Indonesia adalah negara dengan lebih dari 270 juta penduduk dan ribuan pulau yang tersebar luas. Keberagaman budaya, suku, dan agama menjadi kekayaan yang luar biasa. Namun, di era media sosial yang serba cepat, perbedaan tersebut kerap dimanfaatkan untuk menebar konflik.
Sekjen Ismail menyampaikan bahwa Pancasila memiliki peran besar dalam merawat keberagaman ini. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Keberagaman kita adalah kekuatan, bukan kelemahan. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkuat, bukan memecah belah,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti fenomena ujaran kebencian dan penyebaran hoaks yang masih tinggi di media sosial. Menurutnya, fenomena ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena dapat menimbulkan kerusakan sosial yang sulit diperbaiki.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Kementerian Komunikasi dan Digital berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak — mulai dari lembaga pendidikan, komunitas digital, hingga sektor swasta — untuk membangun ekosistem digital yang inklusif dan aman.
Ismail menjelaskan bahwa pihaknya terus memperkuat kerja sama lintas kementerian dan lembaga dalam menangani kasus penyalahgunaan media digital. Pemerintah juga memperluas jangkauan edukasi literasi digital hingga ke pelosok daerah agar masyarakat pedesaan tidak tertinggal dalam memahami risiko dan etika bermedia.
Selain program pemerintah, keterlibatan generasi muda juga menjadi kunci. Ismail menilai bahwa anak muda Indonesia harus menjadi garda terdepan dalam menciptakan konten positif yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
“Kita harus optimis. Anak-anak muda Indonesia punya potensi besar untuk menjadikan ruang digital lebih sehat, kreatif, dan beradab,” jelasnya.
Refleksi Makna Kesaktian Pancasila
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momentum untuk merenungkan kembali makna perjuangan dan semangat persatuan bangsa. Nilai-nilai Pancasila yang meliputi Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial harus terus dihidupkan, terutama dalam konteks dunia digital yang penuh tantangan moral.
Menurut Ismail, jika masyarakat mampu menanamkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan daring, maka Indonesia tidak hanya akan maju secara teknologi, tetapi juga bermartabat secara etika. Dunia digital harus menjadi perpanjangan tangan dari semangat gotong royong, solidaritas, dan empati antarwarga.
Ia menegaskan bahwa Pancasila adalah cahaya moral yang menuntun masyarakat Indonesia agar tidak tersesat di tengah derasnya arus informasi. Melalui pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila, ruang digital dapat menjadi sarana mempererat persaudaraan, bukan memisahkan perbedaan.
Penutup
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital diikuti oleh para pejabat tinggi madya, pratama, staf ahli, serta seluruh sivitas kementerian. Acara ini bukan sekadar peringatan formal, tetapi juga ajakan reflektif untuk menjaga nilai-nilai luhur bangsa.
Pesan Sekjen Ismail menjadi pengingat penting bahwa tanggung jawab menjaga ruang digital yang sehat bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia. Dengan semangat Pancasila, setiap warga dapat menjadi pelindung moral bangsa di tengah derasnya perubahan zaman.

Cek Juga Artikel Dari Platform carimobilindonesia.com

More Stories
Raja Juli Antoni Siap Dievaluasi: Jawaban Menohok saat DPR Singgung Menteri Mundur
Aceh Tamiang Setelah Banjir: Lumpur, Kendaraan Rusak, dan Suasana Mencekam di Tengah Gelap
Aceh Tengah Lumpuh Total: Hanya Akses Udara yang Masih Bisa Digunakan