seputardigital – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar wilayah Jakarta akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada Rabu, 8 Oktober 2025. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan aktivitas awan konvektif di wilayah pesisir utara Jawa serta pergerakan massa udara lembap dari Laut Jawa bagian barat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi genangan, terutama di kawasan yang rawan banjir seperti Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Selain itu, warga juga diminta memperhatikan kondisi lalu lintas, karena hujan pada jam sibuk pagi dan sore berpotensi menimbulkan kemacetan di beberapa titik utama ibu kota.
Wilayah yang Berpotensi Diguyur Hujan
Berdasarkan prakiraan cuaca resmi BMKG, berikut rincian kondisi di enam wilayah administrasi DKI Jakarta:
- Jakarta Pusat: Cuaca cerah berawan pada pagi hari, kemudian berpotensi hujan ringan menjelang siang. Sore hingga malam hari diprediksi tetap berawan dengan suhu berkisar antara 25–32°C.
- Jakarta Selatan: Menjadi wilayah dengan potensi hujan sedang disertai petir pada siang hingga sore hari. BMKG mengingatkan agar warga berhati-hati terhadap kemungkinan genangan di area dataran rendah.
- Jakarta Timur: Hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi pada siang hari dengan kelembapan udara mencapai 85–90%.
- Jakarta Barat: Berpeluang mengalami hujan ringan sejak pagi hingga sore hari. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 km/jam dari arah barat laut.
- Jakarta Utara: Cuaca cenderung berawan pada pagi hari, namun diperkirakan hujan ringan terjadi menjelang malam. Warga pesisir diimbau waspada terhadap naiknya permukaan air laut akibat hujan pasang.
- Kepulauan Seribu: Berpotensi mengalami hujan ringan disertai angin kencang. Gelombang laut diperkirakan mencapai ketinggian 1,5–2 meter, sehingga aktivitas pelayaran kecil sebaiknya ditunda.
Penyebab Cuaca Basah di Jabodetabek
BMKG menjelaskan bahwa potensi hujan di Jakarta kali ini dipicu oleh fenomena intertropical convergence zone (ITCZ) yang melintas di sekitar wilayah Jawa bagian barat. ITCZ merupakan daerah pertemuan massa udara dari belahan bumi utara dan selatan yang menyebabkan peningkatan awan hujan.
Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Rossby ekuatorial juga terpantau menguat di sekitar Laut Jawa dan Selat Sunda. Fenomena ini menambah pasokan uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah barat Indonesia. “Kombinasi dua sistem ini membuat kondisi atmosfer cukup labil, terutama di siang hingga sore hari,” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Kemayoran, Fitria Dewi.
Dampak terhadap Aktivitas Warga
Cuaca hujan di Jakarta sering kali memengaruhi berbagai aktivitas harian warga. Pengendara motor diimbau untuk memperhatikan kondisi jalan yang licin serta jarak pandang yang menurun. Selain itu, masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan disarankan membawa perlengkapan antisipasi hujan seperti jas hujan atau payung.
Bagi pekerja kantoran, hujan sore dapat berpotensi menghambat perjalanan pulang, terutama di ruas-ruas padat seperti Jalan Sudirman–Thamrin, Gatot Subroto, dan Tomang Raya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) juga telah menyiapkan langkah antisipatif berupa peningkatan petugas di simpang-simpang strategis untuk mengurai kepadatan lalu lintas saat hujan.
Imbauan dan Saran BMKG
BMKG mengimbau masyarakat agar selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi seperti aplikasi InfoBMKG atau media sosial BMKG pusat. Warga juga disarankan untuk menghindari berteduh di bawah pohon atau papan reklame saat hujan deras disertai angin kencang.
Sementara itu, warga yang tinggal di bantaran sungai seperti Kampung Melayu, Cawang, dan Pluit diminta tetap siaga terhadap kenaikan debit air. Petugas Pusat Pengendalian Operasi BPBD DKI Jakarta telah menyiagakan pompa portabel serta tim evakuasi jika terjadi genangan air di beberapa titik rawan.

More Stories